Sabtu, 02 Agustus 2008

INDIKATOR-INDIKATOR PASAR

Alat-alat analisa teknikal dalam bagian ini dihitung dengan menggunakan elemen-elemen dalam harga sekurtitas, yaitu harga tertinggi, terendah, penutupan, volume dan lainnya. Ada alat-alat analisa teknikal yang disusun untuk mengukur perubahan dalam suatu pasar secara keseluruhan. Alat-alat ini disebut sebagai indicator-indikator pasar, karena mereka mengukur seluruh pasar, tidak Cuma satu sekuritas. Indikator-indikator pasar umumya digunakan untuk menganalisis pasar saham, tetapi mereka dapat juga digunakan utuk menganalisa pasar-pasar yang lain, misalnya forex dan futures.
Sementara data yang tersedia untuk satu sekuritas terbatas pada data harga tertinggi, terendah, penutupan, volume dan sedikit laporan keuangan, data yang tersedia untuk seluruh pasar mencakup data yang lebih lengkap misalnya jumlah saham yang membuat harga tertinggi yang baru, jumlah saham yang harganya naik, volume saham yang harganya naik dan lainya.
Indikator-indikator pasar mempertajam analisa teknikal,karena mereka mancakup lebih banyak informasi daripada harga dan volume. Cara yang seharusnya digunakan adalah menggunakan indicator-indikator pasar untuk melihat arah gerakan pasar secara keseluruhan dan kemudian menggunakan indicator-indikator harga/volume untuk memperhitungkan saat yang tepat untuk membeli atau menjual suatu sekuritas. Pepatahnya adalah “semua perahu naik ketika golombang sedang naik” maka jauh lebih aman unuk membeli saham ketika pasar sedang naik.

Tiga kategori untuk indicator-indikator pasar.
Indikator-indikator pasar jatuh dalam tiga kategori, yaitu
- moneter
- sentiment
- momentum

Indikator-indikator moneter mengacu pada data moneter misalnya suku bunga. Mereka membantu Anda menghitung situasi ekonomi dimana bisnis beroperasi. Faktor-faktor eksternal ini secara langsung mempengaruhi operasi bisnis dan harga sahamnya.
Beberapa contoh dari indicator-indikator moneter adalah suku bunga, jumlah peredaran uang, hutang konsumen dan bisnis dan tingkat inflasi.
Indikator-indikator sentiment mengacu pada harapan investor, sering sebelum harapan tersebut muncul (atau dapat diamati) dalam harga. Dalam satu sekuritas, harga erring menjadi satu satunya ukuran sentiment investor yang tersedia. Tetapi dalam pasar yang besar, misalnya New York Stock Exchange, ada lebih banyak ukuran sentiment investor yang tersedia. Ini termasuk volume perdagangan “odd lot” (volume perdagangan kecil yang dilakukan oleh kelompok investor kecil), rasio put/call(perbandingan jumlah pembelian put/call), biaya premium untuk stock index futures, rasio jumlah investor yang bullish vs bearish dan lainnya.
Investor “contratian”(yaitu investor yang membuat keputusan yang berlawanan dengan mayoritas investor lain dalam pasar)menggunakan indicator-indikator sentiment untuk mengukur bagaimana mayoritas investor dalam pasar mengharapkan apa yang bakal terjadi; mereka kemudian membuat keputusan yang sebaliknya. Dasar logikanya, jika mayoritas investor setuju bahwa harga akan naik, maka tidak akan ada cukup investor yang tertinggal untuk menekan harga naik lebih tinggi lagi. Konsep ini terbukti dengan cukup baik, investor umumnya bullish ketika pasara berada di atas (ketiksa mereka semestinay menjual) dan bearish ketika pasar berada di bawah (ketika mereka semestinya membeli).
Kategori ketiga adalah indicator-indikator momentum yang berfungsi untuk mengindentifikai apa yang sedang dilakukan oleh suatu harga. Beberapa contoh dari indicator-indikator momentum adalah indicator-indikator harga/volume yang diterapkan pada berbagai indeks pasar (misalnya MACD), jumlah baru vs jumlah saham yang membuat harga terendah baru, jumlah saham yang harganya naik vs jumlah saham yang harganya turun, volume saham yang harganya naik vs volume saham yang harganya turun dan lainnya.
Dengan tiga macam indicator pasar tersebut, kita mempunyai cara untuk melihat:
- Situasi moneter, yaitu situasi eksternal yang mempengaruhi harga ekuritas (menunjukkan apa yang semetinya terjadi dengan harga sekurittas tersebut).
- Sentimen investor (menunjukkan apa yang diharapkan investor terhadap harga sekuritas tersebut).
- Mementum pasar (menunjukkan apa yang sedang terjadi dengan harga sekuritas tersebut).

Gambar dibawah menunjukkan suku bunga dan moving average untuk 50 minggu-nya. Tanda buy ditunjukkan ketika bunga turun di bawah moving acerage-nya (artinya suku bunga turun) dan sell ditunjukkan ketika duku bunga naik diatas moving average-nya (artinya suku bunga naik). Grafik ini menunjukkan hubungan erat antara harga saham dan suku bunga.









Gambar diatas menunjukkan moving average untuk 10 hari dari rasio put/call (indicator sentiment). Tanda buy setiap kali moving average naik di atas 85.0. Ini adalah tingkat dimana invetor bersikap berasih dan mengharapkan harga untuk turun. Anda dapat melihat bahwa setiap kali investor bersikap bearisdh, harga justru naik.

Gambar dibawah menunukkan moving average untuk 50 minggu dari S&P 500 (indicator momentum). Tanda buy ditampilkan ketika S&P naik di atas moving average-nya; tanda sell ditampilkan ketika S&P jatuh di bawah moving average-nya. Anda dapat melihat bagaimana indicator-indikator momentum ini menangkap setiap gerakan pasar yang cukup besar.











Gambar diatas menggabungkan grafik moneter dan grafik momentum sebelumnya. Grfik ditandai bullish ketika suku bunga turun di bawh moving average untuk 50 minggu-nya (ini berarti suku bunga sedang turun).
Garfik ini adalah contoh yang baik dari metafora roda keberuntungan. Anda tidakperlu mengetahui secara pasti dimana harga akan mengarah di masa depan;Anda cukup memperbaiki peluang keberuntungan Anda. Dalam grafik ini tidak dapat memberitahukan Anda di mana pasar akan berada dalam enam bulan yang akan dating. Namun demikian denganmengathui bahwa harga saham naik ketika suku bunga turun dan ketika S&P di atas moing average untuk 50 minggu-nya, dan dengan membatasi posisi long (beli) untuk perioode ketika kedua indicator ini bullish, Anda dapat secara dramatis menurunkan risiko dan meningkatkan kesempatan Anda untuk memperoleh keuntungan.